Senin, 06 Mei 2013

DASAR-DASAR PENGINDRAAN JAUH

1.  Definisi Pengindraan Jauh
Istilah pengindraan jauh (remote sensing) pertama kali diperkenalkan  oleh  Parker  di Amerika  Serikat  pada  akhir  tahun  1950-an dari instansi  kelautan  Amerika  Serikat.  Pada awal tahun  1970-an, istilah serupa  juga di- gunakan  di Prancis  dengan  sebutan  “Telede- tection”, di Jerman dengan  istilah “Fenerkun- dung”  serta  di Spanyol  dengan  istilah “Tele- perception”.
Beberapa ahli mendefinisikan pengindraan jauh sebagai berikut.

a.  Menurut Lillesand dan Kiefer
Pengindraan jauh adalah  ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis  data yang diperoleh dengan menggunakan alat  tanpa  kontak  langsung  terhadap objek,  atau  gejala yang dikaji.

b.  Menurut Lindgren
Pengindraan jauh  adalah  berbagai  teknik  yang  dikembangkan  untuk memperoleh dan menganalisis  tentang  bumi.

c.    Menurut American Society of  Photogrametry
Pengindraan jauh  adalah  pengukuran atau  perolehan informasi  dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan  menggunakan alat perekam yang secara  fisik tidak terjadi  kontak  langsung  atau  bersinggungan dengan  objek atau fenomena yang dikaji.

Dari beberapa definisi di atas da- pat disimpulkan tentang pengertian pengindraan jauh. Pengindraan jauh adalah suatu cara merekam objek, daerah atau gejala-gejala dengan menggunakan alat  perekam tanpa kontak langsung atau bersinggungan dengan  objek  atau  fenomena yang dikaji di permukaan bumi. Apabila di- analogikan,  pengindraan jauh seper- ti pada saat Anda memotret suatu ob- jek dengan   menggunakan  kamera biasa, dan dari hasil foto tersebut  kita bisa menganalisis kejadian  yang terjadi pada  saat itu. Misalnya pada  saat kita memperoleh gambar pemandangan, kita dapat menganalisis bahwa di sini ada A, ada B, dan sebagainya.

Untuk  mengindra   suatu  objek,  maka  diperlukan  suatu  alat.  Alat untuk mengindra  disebut sensor.  Sebenarnya manusia  juga mempunyai  sensor,  yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit, dan sensor yang terdapat pada makhluk hidup  disebut  dengan  sensor  alamiah.  Dalam  pengindraan jauh sensor  yang digunakan  bukanlah  sensor  alamiah,  tetapi  sensor  buatan  yang  bisa berupa kamera,  magnetometer, sonar,  scanner,  dan radiometer.
Sensor  dalam  pengindraan jauh dibedakan  menjadi  2 jenis, yaitu sensor aktif dan sensor  pasif.
a.  Sensor  aktif, yaitu suatu alat yang dilengkapi  dengan  pemancar dan  alat penerima pantulan   gelombang. Contoh   pengindraan jauh  radar  dan pengindraan jauh sonar.
b.   Sensor  pasif,  yaitu sensor  yang  hanya  dilengkapi  dengan  alat penerima berupa  pantulan  gelombang  elektromegnetik.

2.  Komponen Sistem Pengindraan  Jauh
Pengindraan jauh sebagai  suatu  sistem  tidak bisa terlepas  dari beberapa bagian  yang  saling terkait  antara  komponen yang  satu  dengan  komponen lainnya. Secara  skematis sistem kerja dari pengindraan jauh dapat  dilihat pada gambar  di bawah  ini.
Komponen-komponen pengindraan jauh meliputi hal-hal berikut.

a.  Sumber Tenaga
Dalam  pengindraan jauh  harus  ada  tenaga  untuk  memantulkan  atau memancarkan objek di permukaan bumi. Tenaga yang digunakan adalah tenaga elektromagnetik, dengan  sumber utamanya  adalah matahari.  Tenaga  lain yang bisa digunakan adalah sumber tenaga buatan, sehingga dikenal adanya pengindraan jauh sistem pasif dan pengindraan jauh sistem aktif.

1)  Pengindraan Jauh Sistem Pasif
Pada  pengindraan jauh  sistem  pasif,  tenaga  yang  menghubungkan perekam dengan objek di bumi dengan menggunakan tenaga alamiah  yaitu matahari (dengan memanfaatkan tenaga pantulan), sehingga perekamannya hanya  bisa dilakukan pada  siang hari dengan  kondisi cuaca yang cerah.

2)  Pengindraan Jauh Sistem Aktif
Pada pengindraan jauh sistem aktif, perekamannya dilakukan dengan tenaga   buatan  (dengan  tenaga   pancaran), sehingga  memungkinkan perekamannya dapat  dilakukan pada  malam hari maupun  siang hari, dan di segala cuaca.

b.  Atmosfer
Atmosfer mempunyai peranan untuk menghambat dan mengganggu tenaga atau sinar matahari  yang datang (bersifat selektif terhadap panjang gelombang). Tidak semua  spektrum  elektromagnetik mampu  menembus lapisan  atmosfer, hanya sebagian kecil saja yang mampu menembusnya. Hambatan pada atmosfer disebabkan oleh debu, uap air, dan gas. Hambatan atmosfer  ini berupa serapan, pantulan,   dan  hamburan.  Hamburan adalah  pantulan  ke  segala  arah  yang disebabkan oleh benda-benda yang permukaannya kasar dan bentukannya tidak menentu, atau  oleh  benda-benda kecil lainnya yang  berserakan. Bagian  dari spektrum  elektromagnetik yang  mampu  menembus atmosfer  dan  sampai  ke permukaan bumi disebut jendela atmosfer. Jendela atmosfer yang paling banyak digunakan adalah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 mikrometer  hingga  0,7  mikrometer.

c.  Interaksi antara Tenaga dan Objek
Setiap objek mempunyai  sifat tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga akan tampak lebih cerah, sedangkan  objek yang pantulan atau pancarannya sedikit akan tampak  gelap.
Interaksi antara  tenaga  dengan  objek dibagi menjadi 3 variasi, yaitu:
1)    variasi spektral, mendasarkan pada pengenalan pertama suatu objek, misal cerah dan gelap,
2)    variasi spasial, mendasarkan pada  perbedaan pola keruangannya, seperti bentuk, ukuran,  tinggi, serta panjang, dan
3)    variasi temporal, mendasarkan pada perbedaan waktu perekaman dan umur objek.

d.  Sensor
Sensor  berfungsi untuk menerima  dan merekam  tenaga  yang datang  dari suatu objek. Kemampuan sensor dalam merekam  objek terkecil disebut dengan resolusi spasial. Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.

1)    Sensor Fotografik
Sensor fotografik adalah sensor yang berupa kamera dengan menggunakan film sebagai detektornya yang bekerja pada spetrum tampak. Hasil dari penggunaan sensor fotografik adalah bentuk foto udara.

2)    Sensor Elektronik
Sensor  elektronik  menggunakan tenaga  elektrik dalam  bentuk  sinyal elektrik yang beroperasi  pada  spektrum  yang lebih luas, yaitu dari sinar X sampai gelombang radio dengan pita magnetik sebagai detektornya. Keluaran dari penggunaan sensor  elektrik ini adalah dalam bentuk citra.

e.  Perolehan Data
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual  secara visual, maupun dengan numerik atau digital. Perolehan data dengan menggunakan cara manual yaitu cara memperoleh data dengan  menginterpretasi foto udara secara visual. Perolehan data  dengan  cara numerik  atau  digital yaitu dengan  menggunakan data digital melalui komputer.

f.   Pengguna Data (User)
Tingkat keberhasilan  dari penerapan sistem pengindraan jauh ditentukan oleh  pengguna data.  Kemampuan pengguna data  dalam  menerapkan hasil pengindaraan jauh juga dipengaruhi  oleh pengetahuan yang mendalam  tentang disiplin ilmu masing-masing  maupun  cara  pengumpulan data  dari  sistem pengindraan jauh. Data yang sama dapat  digunakan  untuk mencari  info yang berbeda  bagi  pengguna (user) yang  berbeda  pula.  Berdasarkan kerincian, keandalan, dan kesesuaian data dari sistem pengindaraan jauh akan  menentukan dapat  diterima atau tidaknya data pengindraan jauh oleh pengguna (user).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar